BI Dorong Literasi Ekonomi Syariah dan Wajib Halal 2026, 50 Wartawan Sulsel Ikut Pelatihan di Yogyakarta

0-3248x1440-0-0#

Yogyakarta, Filalin.com – Bank Indonesia (BI) terus mendorong percepatan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah nasional, termasuk dalam menyambut kebijakan Wajib Halal Oktober 2026 (WHO 2026). Dalam rangka penguatan literasi dan kampanye gaya hidup halal (halal lifestyle), BI menggelar Training for Trainer Ekonomi dan Keuangan Syariah bagi wartawan asal Sulawesi Selatan, Senin (23/6/2025) di Novotel Suite Hotel, Yogyakarta.

Sebanyak 50 wartawan hadir dalam pelatihan ini yang dirancang untuk memperkuat peran media dalam mengedukasi publik mengenai ekonomi syariah dan pentingnya sertifikasi halal.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Wahyu Purnama, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia. Salah satu langkah konkret yang tengah didorong adalah penerapan kebijakan wajib halal bagi seluruh produk makanan dan minuman di Indonesia pada Oktober 2026.

> “Kalau seluruh makanan dan minuman di Indonesia wajib halal, kita bicara pasar yang sangat besar, bukan hanya dalam negeri, tapi juga global. Bahkan negara-negara non-muslim seperti Inggris, Prancis, Hongkong, Thailand, dan Brasil kini juga aktif mendorong produk halal,” ujar Wahyu.

 

Sertifikasi Halal Jadi Kunci

Wahyu menekankan pentingnya sertifikasi halal, terutama pada sektor penyembelihan hewan (RPH), yang menjadi rantai awal produk makanan halal.

“Dari 24 Rumah Potong Hewan (RPH) di Sulsel, baru 5 yang bersertifikat halal. Sisanya, 19 RPH, belum. Ini menjadi tantangan yang harus kita jawab bersama dengan pemerintah daerah,” jelasnya.

 

BI, lanjut Wahyu, tengah berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk BPJPH dan pemerintah daerah, untuk memperluas ekosistem halal. Aplikasi SIHALAL kini sudah ditingkatkan kapasitasnya untuk menampung lebih banyak permohonan sertifikasi halal dari pelaku usaha.

Tiga Pilar Pengembangan Syariah

Dalam strategi nasional, Bank Indonesia mendorong ekonomi syariah melalui tiga pilar utama:

1. Pengembangan ekosistem halal, mulai dari produksi, logistik, hingga pembiayaan.

2. Penguatan keuangan syariah, termasuk pengembangan lembaga keuangan sosial syariah seperti zakat, infak, wakaf, dan produk keuangan syariah lainnya.

3. Penguatan literasi dan inklusi, melalui penyusunan kurikulum, buku ajar, hingga khutbah Jumat bertema ekonomi syariah.

 

“Kita sudah punya buku ekonomi syariah dari level TK sampai SMA. Bahkan khutbah Jumat juga sudah disiapkan dengan tema ekonomi dan keuangan syariah oleh BI,” tambah Wahyu.

 

Festival dan Kampanye Nasional

Sebagai bagian dari kampanye besar ini, Bank Indonesia secara rutin menggelar sejumlah event nasional, seperti FESyar (Festival Ekonomi Syariah), serta ISEF (Indonesia Sharia Economic Festival), yang tahun ini akan kembali digelar di Jakarta sebagai salah satu festival ekonomi syariah terbesar di dunia.

Pelatihan wartawan ini juga menjadi bagian dari rangkaian Bulan Ekonomi dan Keuangan Syariah yang digagas BI menjelang Wajib Halal Oktober 2026. (*)