MAKASSAR,FILALIN.COM, — Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat menilai sektor jasa keuangan di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) tetap berada dalam kondisi stabil dan terus berperan aktif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Kepala OJK Sulselbar, Moch Muchalasin, menyampaikan bahwa stabilitas sektor jasa keuangan (SJK) di wilayah Sulampua tercermin dari kinerja positif perbankan, pasar modal, dan industri keuangan non-bank (IKNB) yang berjalan solid dalam menjaga fungsi intermediasi dan memperluas akses layanan keuangan bagi masyarakat.
“Secara umum, sektor jasa keuangan di wilayah Sulampua masih menunjukkan ketahanan yang kuat. Fungsi intermediasi tetap berjalan, dan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga keuangan terus meningkat,” ujar Moch Muchalasin di Makassar, Selasa (15/10/2025).
Pertumbuhan Positif Sektor Perbankan
Pada posisi Agustus 2025, aset perbankan di wilayah Sulampua tercatat tumbuh sebesar 5,22 persen (yoy) hingga mencapai Rp562,40 triliun. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp352,85 triliun, tumbuh 4,01 persen (yoy). Meskipun pertumbuhan DPK sedikit melambat dibandingkan Agustus 2024, kinerjanya tetap lebih tinggi dari posisi Desember 2024.
Menurut Muchalasin, portofolio DPK di Sulampua didominasi oleh tabungan sebesar 57,31 persen, yang mencerminkan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap sektor perbankan serta preferensi terhadap produk simpanan yang lebih likuid.
“Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap sektor perbankan tetap kuat. Hal ini menunjukkan bahwa stabilitas sistem keuangan di Sulampua masih sangat terjaga,” tambahnya.
Kredit Tetap Tumbuh, Kualitas Terjaga
Penyaluran kredit perbankan di wilayah Sulampua pada Agustus 2025 juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,02 persen (yoy) dengan total mencapai Rp440,97 triliun. Aktivitas intermediasi masih terjaga dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) mencapai 124,97 persen.
Meski mengalami perlambatan dibandingkan tahun sebelumnya, Muchalasin menjelaskan bahwa hal tersebut lebih disebabkan oleh kontraksi penyaluran kredit pada segmen kredit modal kerja.
“Pertumbuhan kredit memang mengalami moderasi, namun sektor perbankan tetap mampu menjaga kualitas kredit dengan rasio Non Performing Loan (NPL) yang terkendali di level 2,80 persen. Ini menandakan kehati-hatian industri perbankan dalam menyalurkan kredit,” jelasnya.
Peran Aktif Dorong Ekonomi Daerah
Lebih lanjut, OJK terus berupaya memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah, pelaku industri keuangan, dan lembaga terkait dalam memperluas akses layanan keuangan. Program literasi dan inklusi keuangan terus digalakkan, terutama di wilayah terpencil dan kepulauan di kawasan Sulampua.
“Kami berkomitmen memastikan sektor jasa keuangan tidak hanya tumbuh stabil, tapi juga inklusif. Harapannya, masyarakat di seluruh wilayah Sulampua bisa merasakan manfaat layanan keuangan secara merata,” tutup Muchalasin. (*)