Perbankan Sulsel Tumbuh Positif, Aset Capai Rp201,34 Triliun OJK Sulselbar: Pertumbuhan Didukung Stabilitas dan Optimisme Masyarakat

MAKASSAR,FILALIN.COM, — Sektor perbankan di Provinsi Sulawesi Selatan menunjukkan kinerja positif hingga Februari 2025. Berdasarkan data yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 6 Sulawesi, Maluku, dan Papua, total aset perbankan tumbuh sebesar 5,44 persen secara tahunan (year on year/yoy), dengan nilai mencapai Rp201,34 triliun.

Kepala OJK Sulselbar, Moch. Muchlisan, mengungkapkan bahwa pertumbuhan tersebut mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem perbankan yang terus membaik.

“Kami melihat tren positif ini sebagai hasil dari kepercayaan masyarakat yang tetap terjaga serta stabilitas sektor jasa keuangan di Sulawesi Selatan. Ini adalah sinyal kuat bahwa perekonomian daerah terus bergerak ke arah yang lebih baik,” ujar Muchlisan.

Dari sisi penghimpunan dana, Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat tumbuh 6,19 persen (yoy) menjadi Rp135,06 triliun. Struktur DPK di Sulawesi Selatan masih didominasi oleh tabungan dengan porsi mencapai 58,87 persen.

Sementara itu, penyaluran kredit tumbuh 4,39 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp165,03 triliun. Kredit produktif masih mendominasi dengan pangsa 54,01 persen. Namun, pertumbuhan kredit terbesar justru datang dari kredit konsumtif yang naik signifikan sebesar 9,75 persen.

“Meski kredit produktif masih menjadi pendorong utama, pertumbuhan kredit konsumtif menunjukkan meningkatnya daya beli masyarakat dan aktivitas konsumsi, yang juga berkontribusi pada geliat ekonomi,” tambah Muchlisan.

Jika dilihat berdasarkan sektor ekonomi, kredit terbesar disalurkan pada sektor perdagangan besar dan eceran, dengan share sebesar 23,15 persen.

Dari sisi intermediasi, kinerja perbankan di Sulawesi Selatan tetap solid. Rasio Loan to Deposit (LDR) berada pada level 124,45 persen, menunjukkan tingginya penyaluran kredit terhadap dana yang dihimpun. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) tercatat sebesar 2,89 persen, masih dalam batas yang sehat.

OJK optimistis tren positif ini akan terus berlanjut seiring dengan penguatan ekonomi daerah serta dorongan digitalisasi di sektor keuangan. (*)