MAKASSAR,FILALIN.COM, –Ajang tahunan Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2025 kembali digelar di Makassar dan tahun ini menghadirkan tema besar yang menyoroti pentingnya menjaga kesehatan gigi sekaligus gusi. Acara yang berlangsung di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan (RSGMP), Rabu (3/12) Universitas Hasanuddin ini turut menggelar pelayanan perawatan gigi dan gusi gratis, serta sesi edukasi kepada masyarakat dan media.
Kegiatan diawali dengan peresmian BKGN 2025 Makassar, dilanjutkan tur area sikat gigi bersama dan pemeriksaan gratis, sebelum puncaknya yaitu Media Gathering yang menghadirkan tiga narasumber utama:
drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc. – Personal Care Community Lead Unilever Indonesia
Irfan Sugianto, drg. M.Med.Ed., Ph.D, Sp.RKG – Dekan FKG Universitas Hasanuddin
Dr. Andi Tajrin, drg. M.Kes., Sp.B.M.M., Subsp.C.O.M (K) – Direktur RSGMP Universitas Hasanuddin
Peserta Meningkat, Manfaat Meluas
Dalam sesi pemaparan, disampaikan bahwa sejak pertama kali BKGN digelar pada 2010, jumlah peserta terus meningkat. Jika dulu hanya melibatkan 13 klinik SKGM dan RSGM, kini program telah menjangkau lebih banyak titik layanan.
“Alhamdulillah setiap tahun bertambah. Tahun ini saja, lebih dari 30 ribu pengunjung—mahasiswa hingga masyarakat umum—telah terlibat. Dengan meningkatnya partisipasi ini, kami bisa memberikan manfaat kepada sekitar dua juta masyarakat,” drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc. – Personal Care Community Lead Unilever Indonesia
Tema Baru: Gigi dan Gusi Sehat Sebelum Terlanjur Parah
Tahun ini, BKGN mengangkat tema yang selaras dengan Hari Kesehatan Nasional: “Gigi dan Gusi Sehat Sebelum Terlambat: Cek Gigi dan Gusi Bebas Biaya, Bebas Cemas, dan Bebas Ribet.”
drg. Ratu Mirah Afifah menjelaskan bahwa selama ini masyarakat cenderung hanya fokus pada masalah gigi berlubang, sementara penyakit gusi sering diabaikan.
“Padahal gusi adalah fondasi kesehatan gigi. Pemerintah pun kini mendorong cek kesehatan gratis, dan penyakit gusi termasuk masalah utama yang harus diperhatikan,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa peningkatan kesadaran masyarakat mulai terlihat dari survei nasional. Angka warga yang menyikat gigi dua kali sehari naik dari 2,8 persen menjadi 6,2 persen, meski kesadaran untuk periksa gigi ke dokter masih rendah dan berbeda tipis antara wilayah urban dan rural.
Penyakit Gusi: Diam-diam Mengancam
Dekan FKG Unhas, drg. Irfan Sugianto, menjelaskan bahwa penyakit gusi atau gum disease umumnya muncul tanpa gejala awal sehingga sering tidak disadari.
“Awalnya hanya radang gusi, tetapi jika tidak dirawat bisa berkembang menjadi periodontitis yang merusak tulang penyangga gigi. Akhirnya gigi bisa goyang bahkan tanggal sendiri,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa penyakit gusi rentan terjadi pada kelompok dengan pengetahuan kesehatan rendah, penderita diabetes, hingga masyarakat dengan keterbatasan akses layanan kesehatan.
Infeksi Gusi Bisa Menyebabkan Penyakit Sistemik
Direktur RSGMP Unhas, Dr. Andi Tajrin, menegaskan bahwa infeksi gigi dan gusi tidak hanya berdampak secara lokal, tetapi juga berpengaruh terhadap kesehatan umum.
“Penyakit gusi bisa memperburuk kondisi seperti diabetes dan jantung. Bahkan pasien yang akan operasi jantung harus memastikan giginya bersih dari infeksi. Ini serius dan harus dipahami masyarakat,” ungkapnya.
Ia mengajak masyarakat untuk tidak menunda pemeriksaan: “Lebih baik mencegah daripada mengobati. Jaga gusi sekarang sebelum masalah menjadi lebih besar.”
Ajak Masyarakat Hadir dan Berpartisipasi
Penyelenggara BKGN 2025 Makassar mengundang seluruh rekan media dan masyarakat untuk memanfaatkan layanan pemeriksaan gratis di RSGMP Universitas Hasanuddin.
Dengan meningkatnya partisipasi masyarakat dari tahun ke tahun, penyelenggara berharap edukasi mengenai kesehatan gigi dan gusi dapat semakin meluas sehingga kesadaran pencegahan menjadi budaya baru di Indonesia. (*)












