Filalin, Makassar- Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami inflasi bulanan sebesar 0,25% (mtm), setelah bulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar 0,18% (mtm), Jumat (2/12/2022).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Selatan, Causa Iman Karana mengatakan inflasi Sulsel berada di posisi lebih tinggi dibandingkan Nasional dan Sulampua yang masing-masing tercatat mengalami inflasi sebesar 0,09% dan 0,21% (mtm).
“Utamanya disebabkan oleh lebih tingginya inflasi pada kelompok bahan makanan, perumahan dan transportasi,” kata pria yang akrab disapa Pak Cik tersebut.
Secara spasial, dari 5 kota IHK (Bulukumba, Makassar, Palopo, Pare-pare, dan Watampone) di Sulsel, Kota Makassar merupakan daerah yang mengalami inflasi bulanan tertinggi sebesar 0,31% (mtm), sedangkan deflasi bulanan terendah dialami oleh Kota Palopo sebesar -0,19% (mtm).
Secara tahun kalender, Sulsel tercatat mengalami inflasi sebesar 5,03% (ytd), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 4,76% (ytd). Sementara itu, secara tahunan, Sulsel tercatat mengalami inflasi sebesar 6,00% (yoy).
Inflasi bulanan di Sulsel pada November 2022 disumbang oleh Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, Kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga, dan Kelompok Transportasi dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,12%; 0,05% dan 0,5% (mtm).
Inflasi pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau tercatat sebesar 0,40% (mtm) utamanya dipengaruhi oleh kenaikan harga bawang merah, tomat, dan ikan layang.
Sementara itu, kenaikan harga sewa dan kontrak rumah juga turut menyumbang tekanan inflasi khususnya pada Kelompok Perumahan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga sehingga mengalami inflasi bulanan sebesar 0,40% (mtm).
Inflasi pada Kelompok Transportasi sebesar 0,28% (mtm) utamanya disumbang oleh kenaikan tarif angkutan udara sejalan dengan tren peningkatan permintaan menjelang libur akhir tahun. Di sisi lain, inflasi lebih tinggi tertahan oleh deflasi pada Kelompok Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan.