Deputi BI Sulsel: Peran Media Penting di Tengah Tantangan Ekonomi Global

0-3248x1440-0-0#

YOGYAKARTA,FILALIN.COM, –Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Selatan, Wahyu Purnama, menegaskan pentingnya peran media dalam menyampaikan informasi ekonomi secara objektif dan edukatif di tengah dinamika global yang penuh tantangan. Hal itu ia sampaikan saat membuka Pelatihan Wartawan dan Media Gathering Sulsel 2025 yang digelar di Novotel Suites Hotel, Yogyakarta, Selasa (24/6/2025).

Dalam sambutannya, Wahyu menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan yang mempertemukan insan media Sulawesi Selatan dalam suasana edukatif dan santai.

“Kita bersyukur bisa hadir di Yogyakarta dalam suasana yang menyenangkan, namun tetap bermuatan wawasan. Kegiatan ini semoga tidak hanya menjadi ajang refreshing, tetapi juga sarana memperdalam pemahaman kita terhadap isu-isu strategis seperti ekonomi syariah, ekspor halal, hingga tantangan ekonomi global,” ujarnya.

Ia menyinggung sejumlah konflik geopolitik seperti perang Ukraina-Rusia dan ketegangan Israel-Iran yang berpotensi memicu krisis energi global. Hal itu, menurutnya, berdampak langsung terhadap inflasi dunia, termasuk Indonesia.

“Kalau konflik Iran membuat Selat Hormuz ditutup, maka harga minyak akan melonjak. Ini bukan isu regional, ini global, dan bisa berdampak pada inflasi serta harga-harga kebutuhan masyarakat di Sulsel,” tambah Wahyu.

Ia juga menyoroti kekuatan destruktif senjata nuklir yang bisa mengancam peradaban manusia. Menurutnya, menjaga perdamaian global adalah bagian dari kepedulian seluruh umat manusia.

“Kita semua punya peran mencegah perang besar, termasuk lewat doa dan penyebaran pesan damai oleh media. Jangan anggap enteng. Dampak satu bom nuklir saja bisa luar biasa,” tegasnya.

Dari sisi ekonomi nasional, Wahyu mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 tercatat sebesar 4,98%, sementara Sulawesi Selatan berada sedikit lebih tinggi di angka 5,02%. Namun angka tersebut masih jauh dari pertumbuhan 8% yang pernah diraih Sulsel pada periode sebelum pandemi.

“Sulsel pernah mencapai 8,3% di masa lalu. Namun kini, untuk bisa menembus angka 6% saja sangat sulit, kecuali daerah-daerah yang punya potensi besar dari tambang seperti nikel dan tembaga,” tuturnya.

Kegiatan ini turut menghadirkan pembicara dari kalangan jurnalis senior, termasuk dari Majalah Tempo, yang membagikan pengalaman dan wawasan terkait tantangan dunia jurnalistik serta peran media dalam membangun literasi publik terhadap ekonomi dan kebijakan moneter. (*)